Persinggungan dengan bank syariah diawalinya pada tahun 2004 ketika diterima di BMI untuk magang kerja. Dari sanalah ia memulai meniti karirnya dari mulai perubahan sebagai karyawan honorer hingga diterima sebagai karyawan tetap BMI sejak 3 (tiga) bulan yang lalu.
Bank syariah, bagi Popon, sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing, karena semenjak di bangku kuliah Popon sudah banyak mempelajarinya. Bekerja di bank syariah merupakan pengamalan ilmu yang pernah didapatkan di bangku kuliah, yaitu di Fakultas Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lulusan UIN dengan predikat cumlaude ini menjadikan bank syariah sebagai tempat pengejawantahan ilmu yang ingin terus dikembangkannya.
Besar harapan bagi penyuka acara-acara Berita ini bank syariah akan menjadi “Bank-nya Indonesia”, bank yang dapat melayani seluruh lapisan masyarakat Indonesia, sehingga tidak ada lagi bank lain yang beroperasi dengan bank konvensional. Baginya, banyak keunggulan-keunggulan didalam penerapan bank syariah jika para pelaku akan menerapkannya secara benar dan sesuai dengan kaedah-kaedah syari’iyah.
Diakuinya memang bank syariah saat ini masih sangat kecil dan berkembang masih cukup lamban, tapi, diakui atau tidak, sebenarnya bank syariah memberikan harapan yang lebih baik ketimbang bank konvensional. Terlihat bahwa bank syariah telah membuktikan tahan oleh krisis, seperti halnya sekarang terjadi. Bank syariah pun lebih memiliki keberpihakan terhadap sector riil, yang nantinya dapat menjadi pemicu atas pertumbuhan ekonomi suatu bangsa atau Negara.
Untuk mencapai itu semua, Ibu dengan seorang putri ini menyarankan agar para pelaku bank syariah harus menyadari betul bahwa hampir semua orang yang bertransaksi perbankan adalah bukan hanya sekedar mencari keamanan tapi lebih kepada kenyamanan dalam service, serta bank syariah musti memberikan keuntungan secara material dan immaterial.[roel]
Oleh : Popon Siti Maryam Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Minggu, 11 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar